Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap2 mengkerut.Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yg mungkin akan berkembang dalam waktu.
Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yg menghambat dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untukmelewati lubang kecil adalah jalan Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang. Saya memohon Kekuatan ..Dan Allah memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Mengutip perkataan seorang ulama,
"daripada meminta 'ya Allah ringankanlah masalahku', namun pintalah 'Ya Allah kuatkanlah punggungku'"
Minggu, 16 Oktober 2016
Nyalakan Lilin
Apa arti sebuah lilin dalam kehidupan? Mungkin ini terlalu dipertanyakan. Sebab, lilin hanya sebuah benda kecil. Kegunaannya baru Nampak ketika lampu listrik di rumah kita padam. Tapi, lilin adalah cahaya. Dan cahaya merupakan sebentuk materi. Kebalikannya adalah gelap. Yang terakhir ini bukan materi. Ia tidak memiliki daya. Ia adalah keadaan hampa cahaya. Karena itu, meskipun kecil, lilin selalu dapat mengusir gelap.
Allah memisalkan petunjuk dengan cahaya, kesesatan sebagai gelap. Ini mengisyaratkan, pasukan kesesatan tak memiliki sedikitpun daya di depan pasukan cahaya. Ia hadir ketika pasukan cahaya menghilang. Sepanjang sejarah, umat kita mengalami kesesatan ketika ‘roda pergerakan syiar dakwah’ berhenti bergerak.
Disini tersirat sebuah kaidah syiar dakwah. Bahwa gelap yang menyelimuti langit kehidupan kita, sebenarnya dapat diusir dengan mudah, bila kita mau menyalakan lilin syiar ini kembali. Berhentilah mengikuk gelap. Ia toh tak berwujud dan tak berdaya. Kita tak perlu memanggil matahari untuk mengusirnya. Tidak juga bulan.
Tak ada yang dapat kita selesaikan dengan kutukan. Sama seperti tak bergunanya, ratapan di depan sebuah bencana. Musibah, jahiliyah, kekalahan yang sekarang merajalela di seantero dunia Islam kita, tak perlu ‘di islah’ dengan kutukan ataupun ratapan. Sebab kedua tindakan itu tidak menunjukan sikap ‘Ijabiyah’ (positif) dalam menghadapi realita. “Adalah lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan”.
Sikap ijabiyah menuntut kita untuk menciptakan kehadiran yang berimbang dengan kehadiran fenomena jahiliyah dalam pentas kehidupan. Ini mungkin tak kita selesaikan dalam sekejap. Tapi sikap mental imani yang paling minimal, yang harus terpatri dalam jiwa kita, adalah membuang keinginan untuk pasrah atau menghindari kenyataan. Kenyataan yang paling buruk sekalipun, tidak boleh melebihi besarnya kapasitas jiwa dan iman kita untuk menghadapinya.
Disini ada sebuah pengajaran yang agung. Bahwa sudah saatnya kita membuang kecenderungan meremehkan potensi diri kita. Ketika kita mempersembahkan sebuah amal yang sangat kecil, saat itu kita harus membesarkan jiwa kita dengan mengharap hasil yang memadai. Sebab amal yang kecil itu, selama ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal yang lebih besar. Ibnul Qayyim mengatakan, sunnah yang baik, akan mengajak pelakunya melakukan ‘saudara-saudara’ sunnah itu.
Allah memisalkan petunjuk dengan cahaya, kesesatan sebagai gelap. Ini mengisyaratkan, pasukan kesesatan tak memiliki sedikitpun daya di depan pasukan cahaya. Ia hadir ketika pasukan cahaya menghilang. Sepanjang sejarah, umat kita mengalami kesesatan ketika ‘roda pergerakan syiar dakwah’ berhenti bergerak.Disini tersirat sebuah kaidah syiar dakwah. Bahwa gelap yang menyelimuti langit kehidupan kita, sebenarnya dapat diusir dengan mudah, bila kita mau menyalakan lilin syiar ini kembali. Berhentilah mengikuk gelap. Ia toh tak berwujud dan tak berdaya. Kita tak perlu memanggil matahari untuk mengusirnya. Tidak juga bulan.
Tak ada yang dapat kita selesaikan dengan kutukan. Sama seperti tak bergunanya, ratapan di depan sebuah bencana. Musibah, jahiliyah, kekalahan yang sekarang merajalela di seantero dunia Islam kita, tak perlu ‘di islah’ dengan kutukan ataupun ratapan. Sebab kedua tindakan itu tidak menunjukan sikap ‘Ijabiyah’ (positif) dalam menghadapi realita. “Adalah lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan”.
Sikap ijabiyah menuntut kita untuk menciptakan kehadiran yang berimbang dengan kehadiran fenomena jahiliyah dalam pentas kehidupan. Ini mungkin tak kita selesaikan dalam sekejap. Tapi sikap mental imani yang paling minimal, yang harus terpatri dalam jiwa kita, adalah membuang keinginan untuk pasrah atau menghindari kenyataan. Kenyataan yang paling buruk sekalipun, tidak boleh melebihi besarnya kapasitas jiwa dan iman kita untuk menghadapinya.
Disini ada sebuah pengajaran yang agung. Bahwa sudah saatnya kita membuang kecenderungan meremehkan potensi diri kita. Ketika kita mempersembahkan sebuah amal yang sangat kecil, saat itu kita harus membesarkan jiwa kita dengan mengharap hasil yang memadai. Sebab amal yang kecil itu, selama ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal yang lebih besar. Ibnul Qayyim mengatakan, sunnah yang baik, akan mengajak pelakunya melakukan ‘saudara-saudara’ sunnah itu.
Buah-buah Sukses tak mungkin tumbuh di lahan gersang
Suatu hari seorang teman datang ke rumah Nasrudin. Teman tersebut bingung dan penasaran, dari semenjak ia datang, Nasrudin sibuk mencari sesuatu di halaman rumahnya. Sudah lama tapi belum ketemu. Akhirnya sang teman bertanya; ‘ Nasrudin, kamu sedang mencari apa ? oh saya sedang mencari jarum. Jarum saya terjatuh. Temannya bertanya lagi ‘Nas, jarumnya jatuh di mana ? Oh, tadi jatuh di dalam rumah. Tetapi karena di dalam gelap, saya mencari di luar saja, di sini lebih terang.
Seringkali manusia mau sukses, tapi mau mudahnya saja.Cenderung menghindari kesulitan, ingin jalan pintas, tapi justru tersesat.
Seorang siswa /mahasiswa ingin nilai bagus agar disayang orang tua , guru, dan dipuji oleh teman-temannya melakukan hal kurang terpuji saat ujian, memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendapatkani kunci jawaban dengan cara mudah, cepat dan tepat. Nilainya memang bagus, tetapi pengetahuannya kosong. Seorang pekerja ingin naik jabatan dengan cara ABS pada bosnya, akhirnya naik jabatan tapi akhirnya stress karena tidak menguasai alur pekerjaannya.
Seorang trainer ingin dikenal, menjiplak bahan training orang lain mentah-mentah dan akhirnya kesulitan saat pelatihan, kehilangan esensi materi dan pada akhirnya ditinggalkan. Begitu banyak contoh nyata di kehidupan ini. Manusia cenderung tak berani menghadapi kesulitan,hambatan dan tantangan hidup. Berusaha lari dari kenyataan hidup, tak berani menatap masa depan, tak berani menjadi dirinya sendiri. Ini disebabkan kemalasan, ‘kebodohan’ dan terbuai oleh sukses instan. Punya cita-cita selangit, tetapi tindakan serendah bumi ( tanah ).
Seorang siswa /mahasiswa ingin nilai bagus agar disayang orang tua , guru, dan dipuji oleh teman-temannya melakukan hal kurang terpuji saat ujian, memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendapatkani kunci jawaban dengan cara mudah, cepat dan tepat. Nilainya memang bagus, tetapi pengetahuannya kosong. Seorang pekerja ingin naik jabatan dengan cara ABS pada bosnya, akhirnya naik jabatan tapi akhirnya stress karena tidak menguasai alur pekerjaannya.
Seorang trainer ingin dikenal, menjiplak bahan training orang lain mentah-mentah dan akhirnya kesulitan saat pelatihan, kehilangan esensi materi dan pada akhirnya ditinggalkan. Begitu banyak contoh nyata di kehidupan ini. Manusia cenderung tak berani menghadapi kesulitan,hambatan dan tantangan hidup. Berusaha lari dari kenyataan hidup, tak berani menatap masa depan, tak berani menjadi dirinya sendiri. Ini disebabkan kemalasan, ‘kebodohan’ dan terbuai oleh sukses instan. Punya cita-cita selangit, tetapi tindakan serendah bumi ( tanah ).
Ilmu hidup sukses sering kali begitu dekat dengan diri kita, bahkan hampir setiap hari kita jumpai, tetapi sering kali kita abaikan, kita sepelekan, kita hempaskan begitu saja. ‘Rumput tetangga lebih hijau’, sebuah ungkapan yang senantiasa menjadi kenyataan. Seringkali ‘guru-guru kesuksesan’ berada begitu dekat dengan kita, tetapi sering pula kita abaikan. Bisa saja banyak inspirasi kesuksesan hidup berasal dari teman, atasan, kekasih, orang tua bahkan bawahan, kita abaikan begitu saja. Kita bisa belajar kerendahan hati dari seorang office boy atau seorang tukang sampah, kita bisa belajar tentang bagaimana ‘menyuburkan lahan hidup’ dari seorang petani, dan sebagainya. Tetapi karena itu menurut kita pekerjaan seperti itu biasa-biasa saja dan merupakan rutinitas, kita gagal mendapatkan pembelajarn kesuksesan yang luar biasa.
Manusia cenderung mencari ‘guru-guru kesuksesan’. Dari satu guru ke guru yang lain. Mencari guru yang bisa menghadirkan kesuksesan dalam tempo sesingkat-singkatnya, yang dapat membangun menara dalam satu malam. Saya pribadi seringkali bertemu dengan orang-orang yang banyak sekali belajar, tetapi bingung bagaimana menerapkan ilmu yang didapatkannya. Mereka mengeluhkan kenapa kesuksesan tak bersahabat dengan mereka ? Pintu kesuksesan seakan tertutup bagi mereka. Jawaban sederhana saya adalah karena mereka cenderung mencari di luar, tapi mengabaikan faktor dalam dirinya.
Setiap orang hidup membawa talenta-talenta yang berbeda. Setiap orang mulai dari titik awal yang berbeda. Tentu saja waktu sukses pun berbeda. Sebagian orang senantiasa mencari sukses dari faktor eksternal, tetapi melupakan hakekat sukses yang sebenarnya ada di dalam dirinya. Tanpa memperbaiki faktor dalam diri, tanpa memperbaiki ‘lahan kehidupan’,tanpa menyuburkan ‘lahan kehidupan’ mustahil buah-buah kehidupan/kesuksesan bisa tumbuh dengan subur. Mulailah berbenah diri, lihat lebih jauh ke dalam, temukan segala kekurangan, perbaiki, pasti sukses akan hadir bersama anda.
Tak Ada Menara yang di bangun dalam Satu Malam
Suatu pagi yang cerah seorang petani berjalan melintasi perkebunan. Petani melihat banyak tanaman tetangganya telah tumbuh cukup tinggi. Lalu teringat bahwa tanamannya sendiri masih kecil pertumbuhannya. Agar tinggi tanamannya bisa menyamai milik tetangganya,sang petani menarik batang tanamannya ke atas satu demi satu hingga tampak lebih tinggi dari yang lain. Lega dan bangga petani tersebut melihat karyanya yang dianggap luar biasa. Tetapi keesokan harinya, bencana menghampiri sang petani, semua tanamannya layu dan mati.
Pada masa kini seringkali saya jumpai banyak orang dengan segala cara ingin melampaui hasil yang dicapai orang lain. Seorang pelajar karena ingin mendapat nilai tertinggi akhirnya menyontek dengan cara yang super canggih, seorang penjual ingin mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dengan cara ‘menipu’ konsumen, seorang leader networker ingin mencapai posisi puncak dengan menyabotase jaringan temannya sendiri, seorang supervisor ingin dipromosikan dengan cara menfitnah atasannya sendiri, seorang ingin cepat dikenal dengan mencopy karya orang lain secara mentah-mentah, dan sebagainya. Salah jadi benar dan benar jadi salah.
Ketenaran, kekayaan, jabatan, penghargaan seringkali membuat orang lupa diri, serakah dan ujung-ujungnya menghalalkan segala cara demi mencapai ambisinya. Benarkah dengan cara seperti itu akan memperoleh sukses sejati yang penuh kebahagiaan?.
Barang siapa menabur angin, ia akan menuai badai. Barang siapa menabur kejahatan, ia pun akan menerima hasil buruk yang berlipat ganda. Hukum alam bekerja secara netral. Jika anda ciptakan sebab yang baik, akibat baik yang berlipat ganda pun akan anda dapatkan.
Banyak bisnis pada masa kini menawarkan jalan pintas meraih kekayaan berlimpah. Di media-media, terutama internet, saya menerima banyak sekali iklan penawaran cara kaya dalam waktu singkat. Hampir setiap bulan, saya membaca penawaran dari berbagai bisnis Network Marketing, mereka menawarkanmenjadi milyader hanya dalam hitungan bulan, bahkan dalam hitungan minggu. Kenyataannya yang sukses bisa dihitung dengan jari.
Benarkah ada Sukses Instan ? Apakah benar-benar ada jalan pintas mencapai sukses ? Saya balik bertanya, apakah ada anak manusia yang bisa lahir sempurna dalam 1 hari, 1 minggu, 1 bulan ? Adakah menara kokoh yang bisa dibangun dalam satu malam ? Jika jawabannya tidak ada, demikian juga kesuksesan tak ada yang instan.
Alam semesta begitu sempurna dengan hukum-hukum alam yang begitu teratur. Segala sesuatu di alam ini mempunyai siklus dan waktu untuk tumbuh berkembang menjadi sempurna. Kalau anda benar – benar ingin mempraktekan rahasia sukses , pembelajaran yang paling mudah bisa anda dapatkan pada cara kerjaseorang petani. Bagaimana seorang petani mulai dari mengolah lahan hingga panen raya, itulah konsepberpikir yang harus anda praktekan. Ada lahan yang subur, bibit yang unggul, air, matahari, pupuk, perawatan secara konsisten, cuaca yang sesuai, musim yang sesuai dan lainnya. Jika semua itu serasi dan seimbang, maka akan terjadi panen raya. Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan nyata, jika semua faktor kesuksesan telah dijalankan secara benar, pasti kesuksesan Sejati akan anda peroleh.
Kamis, 13 Oktober 2016
Cenco Incorporated VS Seldman & Seidman – Kewajiban Terhadap Klien
Antara tahun 1970 dan 1975 staf manajemen Cenco, dan akhirnya juga
manajemen puncak, terlibat dalam usaha penipuan besar-besaran, Penipuan
dimulai pada / Divisi Kesehatan Medis Cenco tapi akhirnya menyebar ke
manajemen puncak Cenco, dan pada saat itu membuka kedok ketua dan
presiden Cenco ditambah sejumlah wakil presiden dan manajer puncak
lainnya terlibat jauh.Penipuan yang dilakukan untuk menaikkan nilai
persediaan perusahaan. Sehingga perusahaan mampu meminjam uang dengan
tingkat bunga yang lebih rendah dan mendapatkan pembayaran asuransi
kebakaran yang lebih tinggi. Setelah penipuan ini dibongkar boleh
seorang karyawan Cenco dan dilaporkan kepada SEC, suatu gugatan diajukan
oleh para pemegang saham terhadap Cenco, manajemen dan auditornya.
Kantor akuntan publik menyelesaikan masalah ini di luar pengadilan
setelah membayar sejumlah US $ 3.5 juta.
Sementara itu, manajemen Cenco yang baru menjalankan tugasnya. Mereka Mengajukan tuntutan kedua terhadap kantor akuntan publik atas nama Cenco karena pelanggaran kontrak, kelalaian profesional dan penipuan. dalam pembelaan utamanya, Kantor Akuntan Publik menyatakan bahwa usaha yang maksimal sudah dibuat oleh para auditor dalam meneliti petunjuk adanya penipuan, tetapi ada suatu usaha gabungan yang dilakukan oleh beberapa anggota manajemen Cenco yang menyebabkan mereka tidak dapat mengungkap penipuan tersebut. Kantor Akuntan Publik bertahan bahwa tindakan manajemen yang salah merupakan pembelaan yang sah terhadap tuntutan tersebut.
Akhirnya, persidangan banding tingkat tujuh memutuskan bahwa Kantor Akuntan Publik tidak bertanggung jawab atas kasus ini. Tindakan manajemen Cenco yang salah dianggap sebagai pembelaan terhadap tuduhan pelanggaran kontrak, kelalaian dan penipuan, meskipun manajemen sudah tidak bekerja pada perusahaan itu. Melihat adanya keterlibatan manajemen, Kantor Akuntan Publik tidak dapat dianggap lalai.
Sumber : https://tioprasetyohadi.wordpress.com/2015/10/03/kasus-pelanggaran-etika-profesi-akuntansi/
Sementara itu, manajemen Cenco yang baru menjalankan tugasnya. Mereka Mengajukan tuntutan kedua terhadap kantor akuntan publik atas nama Cenco karena pelanggaran kontrak, kelalaian profesional dan penipuan. dalam pembelaan utamanya, Kantor Akuntan Publik menyatakan bahwa usaha yang maksimal sudah dibuat oleh para auditor dalam meneliti petunjuk adanya penipuan, tetapi ada suatu usaha gabungan yang dilakukan oleh beberapa anggota manajemen Cenco yang menyebabkan mereka tidak dapat mengungkap penipuan tersebut. Kantor Akuntan Publik bertahan bahwa tindakan manajemen yang salah merupakan pembelaan yang sah terhadap tuntutan tersebut.
Akhirnya, persidangan banding tingkat tujuh memutuskan bahwa Kantor Akuntan Publik tidak bertanggung jawab atas kasus ini. Tindakan manajemen Cenco yang salah dianggap sebagai pembelaan terhadap tuduhan pelanggaran kontrak, kelalaian dan penipuan, meskipun manajemen sudah tidak bekerja pada perusahaan itu. Melihat adanya keterlibatan manajemen, Kantor Akuntan Publik tidak dapat dianggap lalai.
Analisa :
Pelanggaran dalam kasus ini merupakan pelanggaran yang terdapat kecurangan di dalam perusahaan. Penipuan yang dilakukan untuk menaikkan nilai persediaan perusahaan. Sehingga perusahaan mampu meminjam uang dengan tingkat bunga yang lebih rendah dan mendapatkan pembayaran asuransi kebakaran yang lebih tinggi, namun KAP juga tidak dapat membongkar kasus ini karena adanya konspirasi kuat di pihak manajemen.
Solusi :
Sebaiknya orang orang yang terkait dalam kasus tersebut segera ditindak hukum dengan tidak pandang bulu sisapa yang melakukanya, juga ada baiknya Tim auditor KAP mempunyi unit kusus pihak ke 3 untuk menyeldiki lebih dalam untuk mengetahui apakah hanya ada kecurangan di perusahaan atau KAP ikut dalam pemainan.
Kesimpulan :
masalah utama dalam kasus-kasus yang diduga kelalaian adalah biasanya tergantung pada tingkat ketelitian. Meskipun disetujui bahwa tidak ada seorangpun yang sempurna, termasuk para profesional, dalam beberapa instansi, kesalahan yang disignifikan dalam pengambilan kesimpulan menimbulkan suatu pendapat bahwa para profesional seharusnya bisa menghindarinya. Dalam audit, kegagalan memenuhi standar GAAS sering dianggap sebagai bukti yang jelas tentang adanya kelalaian. Meskipun banyaknya unsur konspirasi di dalam kasus tersebut maka dari itu kesalahan tidak hanaya jatuh kepada KAP nya namun juga pada perusahaan yang selalu dapat menutupi kecuranganya
Sumber : https://tioprasetyohadi.wordpress.com/2015/10/03/kasus-pelanggaran-etika-profesi-akuntansi/
Langganan:
Komentar (Atom)
