Senin, 29 Mei 2017

Review jurnal 6

Review Jurnal Ke 6 (Translasi Mata Uang Asing)

Nama Jurnal
Jurnal Akuntansi
Volume/Halaman
Vol 10 No. 1
Nama Penulis
Yuliawati Tan
Judul Jurnal
Mata Uang Fungsional Sebagai Mata Uang Pelaporan Dan Pencatatan Sesuai PSAK 52
Tahun Jurnal
September 2001 – Februari 2002
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1.                  Untuk mencatat transaksi- transaksi mata uang asing
2.                  Untuk melaporkan hasil aktivitas cabang dan anak perusahaan di luar negeri
3.                  Untuk melaporkan hasil-hasil operasi independen di luar negeri
Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah :
1.                  The current-noncurrent method
2.                  The monetary-nonmonetary method
3.                  The temporal method
4.                   The current rate method
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah functional, monetary, non-monetary, translation
Hasil Penelitian
Indikator yang dapat dipakai sesuai PSAK No 52 (1998):
1. Indikator Arus Kas
Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didominasi oleh mata uang tertentu.
2. Indikator Harga Jual Harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk perusahaan secara dominan dipasarkan untuk ekspor dan
3. Indikator Biaya
Biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata uang tertentu.
Kesimpulan Penelitian
Kesimpulan penelitian ini adalah dalam melakukan penyusunan laporan keuangan selalu dipakai dasar mata uang untuk mencatat transaksi dan pelaporannya. Jika mata uang yang dipakai tunggal maka tidak akan ditemui banyak masalah. Tetapi dalam kondisi globalisasi dimana suatu badan usaha dapat melakukan transaksi yang melibatkan mata uang asing, maka akan ditemui kesulitan untuk mencatat transaksi terutama jika fluktuasi mata uang tersebut tidak stabil
Pendapat Mengenai Jurnal
Dengan adanya PSAK No 52 tentang mata uang fungsional maka diharapkan badan usaha yang ada di Indonesia, yang banyak memakai transaksi mata uang asing dapat menyajikan laporan keuangannya dengan lebih reliable dan relevan. Tentu saja dalam pelaksanaannya masih sulit untuk menentukan dengan tepat translasi yang dapat.

Review Jurnal Ke 5 (Pelaporan dan Pengungkapan)

Nama Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011
Volume / Halaman
Hal 1-32
Nama Penulis
Hari Suryono dan Andri Prastiwi
Judul Jurnal
Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance (CG) Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report (SR) (Studi Pada Perusahaan – Perusahaan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2009)
Tanggal Jurnal
21-22 Juli 2011
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah ada perbedaan karakteristik dan corporate governance (CG) antara perusahaan yang menerbitkan sustainability report (SR) dan yang tidak menerbitkan.
Metode Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi logistik. Namun sebelumnya akan dilakukan uji beda t-test. Sampel dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu perusahaan yang melakukan pengungkapan SR dan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan SR. Terdapat 20 perusahaan yang melakukan pengungkapan SR dari periode tahun 2007-2009. Perusahaan-perusahaan yang tidak mengungkapkan SR dipilih sebanyak 25 perusahaan dengan menggunakan metode sampel acak terstruktur (stratified random sampling).
Variabel Penelitian
1.      Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan SR oleh suatu perusahaan yang diukur dengan menggunakan variable dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan SR dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan.
2.      Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik perusahaan dan praktik corporate governance (CG). Karakteristik perusahaan terdiri dari: tingkat profitabilitas (ROA), tingkat likuiditas (Current Ratio), leverage (DER), tingkat aktivitas (Inventory Turnover) perusahaan yang merupakan proksi dari kinerja keuangan perusahaan dan ukuran perusahaan. Sedangkan praktik CG meliputi: komite audit, dewan direksi dan governance committee.
Hasil Penelitian
Hasil analisis uji beda t-test menunjukkan bahwa kecuali leverage, seluruh karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dan mekanisme CG berbeda secara signifikan antara perusahaan yang menerbitkan SR dan yang tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa, praktik pengungkapan SR dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan dan CG.
Hasil uji hipotesis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa hipotesis 1, 5, 6 dan 7 diterima, sedangkan hipotesis 2, 3, 4 dan 8 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel karakteristik perusahaan, yaitu profitabilitas yang diproksi dengan ROA (H1) dan ukuran perusahaan (H5), berpengaruh positif signifikan terhadap praktik pengungkapan SR. Hasil yang sama juga berlaku untuk variable CG, yaitu komite audit (H6) dan dewan direksi (H7) yang masing-masing diproksi dengan jumlah rapat. Untuk karakteristik leverage (H3) hasil kedua analisis menunjukkan adanya konsistensi hasil yaitu tidak terdapat perbedaan pada uji beda t-test dan tidak berpengaruh pada uji logistik regresi. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh karakteristik perusahaan likuiditas yang diproksi dengan current ratio (H3) dan aktivitas yang diproksi dengan perputaran persediaan (H4). Demikian juga dengan variable CG, yaitu keberadaan governance committee (H8) menunjukkan adanya perbedaan dalam uji t-test, tapi hasil uji logistik regresi membuktikan tidak adanya pengaruh variable tersebut terhadap praktik pengungkapan SR.
Kesimpulan Penelitian
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kecuali leverage, seluruh karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dan mekanisme CG berbeda secara signifikan antara perusahaan yang menerbitkan SR dan yang tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa, praktik pengungkapan SR dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan, ukuran perusahaan dan CG. Hal ini dibuktikan juga dengan analisis regresi logistik bahwa, praktik pengungkapan dipengaruhi oleh profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan dan CG (komite audit dan dewan direksi).
Pendapat Mengenai Jurnal
Pendapat saya mengenai jurnal ini bahwa jurnal ini sudah baik karena penelitian ini telah menambah variabel dari penelitian sebelumnya yaitu variabel karakteristik perusahaan. Tema yang diangkat juga cukup menarik untuk diikuti. Untuk penelitian selanjutnya, ada baiknya untuk menambah ukuran pada karakteristik perusahaan misalnya pada tingkat profitabilitas dapat menambah ukuran seperti ROE, profit margin, dan lainnya, tidak sebatas ROA saja. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang praktik pengungkapan SR dengan melihat kualitas SR.

review jurnal 4

Review Jurnal Ke 4 (Akuntansi Komparatif Amerika dan Asia)
Nama Jurnal
Volume / Halaman
Nama Penulis
Syahril Djaddang dan Suratno
Judul Jurnal
Genealogi Pengungkapan Fair Value Accounting Berbasis Pasar dan Konvergensi Praktik Akuntansi di Indonesia (Studi Interpretif – Kritis Praktik IFRS)
Tanggal Jurnal
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk menelaah genealogi akuntansi modern tentang pengungkapan Fair Value Accounting atas adopsi International Financial Reporting Standard memitigasi Konvergensi Akuntansi Di Indonesia yang digunakan untuk membangun prinsip-prinsip akuntansi modern, seperti IFRS sebagai justifikasi praktik akuntansi masa kini. Penelitian ini juga menyoroti pertimbangan penting bagi negara-negara lain untuk membahas IFRS karena krisis keuangan global saat ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan filsafat ilmu dengan studi kepustakaan (library research), yang bersifat interpretatif kritis praktif IFRS. Filsafat ilmu digunakan sebagai analisis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang cenderung destruktif disatu sisi dan inspiratif dalam menyelamatkan manusia dari sikap membenarkan asumsi keilmuannya sendiri
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Menanggapi kekhawatiran tentang pengukuran nilai wajar di pasar tidak likuid, dewan membentuk Penasehat Ahli untuk mengidentifikasi praktek terbaik untuk mengestimasi nilai wajar di pasar dan pengungkapannya. Pada Oktober 2008, IASB patuh pada tekanan regulator Eropa dan santai posisinya di FVA memungkinkan perusahaan untuk mentransfer non-derivatif aset keuangan dari klasifikasi yang dilaporkan sebesar nilai wajar ke dalam kategori yang menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan aset nilai (Bogoslaw, 2008). Dewan Standar Akuntansi Internasional dirasionalisasi perubahan dengan mengatakan itu akan menciptakan tingkat lapangan bermain dengan standar FASB ada, Laporan Laporan Akuntansi, Keuangan 115 yang memungkinkan perusahaan dalam keadaan langka ‘untuk membuat transfer yang sama. IASB berpendapat krisis keuangan saat ini pada dasarnya memenuhi syarat sebagai situasi langka karena pasar tidak likuid untuk produk keuangan (Bogoslaw, 2008). Selanjutnya, pada 31 Oktober 2008, IASB menerbitkan bimbingan pendidikan pada pengukuran nilai wajar dari instrumen keuangan di pasar yang tidak lagi aktif. Hal itu menegaskan bimbingan diterbitkan sebagai hasil dari diskusi oleh Penasehat Ahli dibuat oleh IASB pada tahun 2008. Pedoman diusulkan juga konsisten dengan persyaratan AS yang ada, termasuk perubahan terakhir.
Ekonomi di Asia-Pasifik (Jepang, India, Malaysia dan Indonesia), Amerika Utara (Kanada), Amerika Tengah (Meksiko) dan Amerika Selatan (Argentina, Brasil dan Chile) mengadops adopsi penuh IFRS. Namun, negara-negara tersebut mengadopsi IFRS sebagai pertimbangan pengaruh krisis keuangan, khususnya penggunaan FVA di IFRS dan perannya dalam krisis keuangan.
Semua negara-negara yang sudah menyiapkan konvergensi tetap teguh dengan rencana konvergensi akuntansi. Dipimpin oleh Ikuo Nishikawa, Ketua ASBJ, dan Sir David Tweedie, Ketua IASB, pertemuan kesepuluh untuk mempercepat konvergensi Jepang GAAP dan IFRS (IASB, 2009). Sebagai bagian dari pertemuan tersebut, perwakilan dari IASB memberikan update kebijakan yang telah dan oleh IASB dalam menanggapi krisis keuangan. Roadmap ini memungkinkan adopsi awal IFRS oleh perusahaan tercatat untuk tahun fiskal yang dimulai 1 April 2009 dan mengusulkan adopsi IFRS wajib dari 2015 atau 2016.
Kesimpulan Penelitian
Studi eksplorasi ini menyoroti implikasi penting krisis keuangan global dan konvergensi praktik akuntansi, pelaporan keuangan, dan kecenderungan konvergensi IFRS di Indonesia. Dengan analisis metode genealogi akuntansi menunjukkan bahwa krisis keuangan tidak menghambat kecenderungan konvergensi akuntansi: mayoritas negara-negara mengalami krisis keuangan global dan berkomitmen untuk mengadopsi IFRS yang direncanakan. Selain itu, kemajuan konvergensi dicapai antara IFRS dan US GAAP.
American Bankers Association dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) pada September 2008 menyatakan bahwa” masalah yang ada di pasar keuangan saat ini dapat ditelusuri ke berbagai faktor. Salah satu faktor yang diakui adalah nilai wajar akuntansi(FVA), kekhawatiran dimiliki oleh Kongres AS, karena tekanan yang kuat pada Standar Akuntansi Keuangan (FASB) untuk mengubah aturan akuntansi. Lihat juga Forbes (2009), Wallison (2008a, b) dan Whalen (2008) untuk akuntansi nilai wajar (FVA) dan krisis keuangan.
Pendapat Mengenai  Jurnal
Pendapat saya mengenai jurnal ini bahwa jurnal ini cukup baik karena penelitian ini menjelaskan tentang  Pengungkapan Fair Value Accounting Berbasis Pasar dan Konvergensi Praktik Akuntansi di Indonesia. Tema yang diangkat juga cukup menarik untuk diikuti. Jurnal ini memuat informasi yang menarik seperti Konvergensi Praktik Akuntansi dari beberapa negara.