Senin, 29 Mei 2017

Review jurnal 6

Review Jurnal Ke 6 (Translasi Mata Uang Asing)

Nama Jurnal
Jurnal Akuntansi
Volume/Halaman
Vol 10 No. 1
Nama Penulis
Yuliawati Tan
Judul Jurnal
Mata Uang Fungsional Sebagai Mata Uang Pelaporan Dan Pencatatan Sesuai PSAK 52
Tahun Jurnal
September 2001 – Februari 2002
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1.                  Untuk mencatat transaksi- transaksi mata uang asing
2.                  Untuk melaporkan hasil aktivitas cabang dan anak perusahaan di luar negeri
3.                  Untuk melaporkan hasil-hasil operasi independen di luar negeri
Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah :
1.                  The current-noncurrent method
2.                  The monetary-nonmonetary method
3.                  The temporal method
4.                   The current rate method
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah functional, monetary, non-monetary, translation
Hasil Penelitian
Indikator yang dapat dipakai sesuai PSAK No 52 (1998):
1. Indikator Arus Kas
Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didominasi oleh mata uang tertentu.
2. Indikator Harga Jual Harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk perusahaan secara dominan dipasarkan untuk ekspor dan
3. Indikator Biaya
Biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata uang tertentu.
Kesimpulan Penelitian
Kesimpulan penelitian ini adalah dalam melakukan penyusunan laporan keuangan selalu dipakai dasar mata uang untuk mencatat transaksi dan pelaporannya. Jika mata uang yang dipakai tunggal maka tidak akan ditemui banyak masalah. Tetapi dalam kondisi globalisasi dimana suatu badan usaha dapat melakukan transaksi yang melibatkan mata uang asing, maka akan ditemui kesulitan untuk mencatat transaksi terutama jika fluktuasi mata uang tersebut tidak stabil
Pendapat Mengenai Jurnal
Dengan adanya PSAK No 52 tentang mata uang fungsional maka diharapkan badan usaha yang ada di Indonesia, yang banyak memakai transaksi mata uang asing dapat menyajikan laporan keuangannya dengan lebih reliable dan relevan. Tentu saja dalam pelaksanaannya masih sulit untuk menentukan dengan tepat translasi yang dapat.

Review Jurnal Ke 5 (Pelaporan dan Pengungkapan)

Nama Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011
Volume / Halaman
Hal 1-32
Nama Penulis
Hari Suryono dan Andri Prastiwi
Judul Jurnal
Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance (CG) Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report (SR) (Studi Pada Perusahaan – Perusahaan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2009)
Tanggal Jurnal
21-22 Juli 2011
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah ada perbedaan karakteristik dan corporate governance (CG) antara perusahaan yang menerbitkan sustainability report (SR) dan yang tidak menerbitkan.
Metode Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi logistik. Namun sebelumnya akan dilakukan uji beda t-test. Sampel dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu perusahaan yang melakukan pengungkapan SR dan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan SR. Terdapat 20 perusahaan yang melakukan pengungkapan SR dari periode tahun 2007-2009. Perusahaan-perusahaan yang tidak mengungkapkan SR dipilih sebanyak 25 perusahaan dengan menggunakan metode sampel acak terstruktur (stratified random sampling).
Variabel Penelitian
1.      Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan SR oleh suatu perusahaan yang diukur dengan menggunakan variable dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan SR dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan.
2.      Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik perusahaan dan praktik corporate governance (CG). Karakteristik perusahaan terdiri dari: tingkat profitabilitas (ROA), tingkat likuiditas (Current Ratio), leverage (DER), tingkat aktivitas (Inventory Turnover) perusahaan yang merupakan proksi dari kinerja keuangan perusahaan dan ukuran perusahaan. Sedangkan praktik CG meliputi: komite audit, dewan direksi dan governance committee.
Hasil Penelitian
Hasil analisis uji beda t-test menunjukkan bahwa kecuali leverage, seluruh karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dan mekanisme CG berbeda secara signifikan antara perusahaan yang menerbitkan SR dan yang tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa, praktik pengungkapan SR dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan dan CG.
Hasil uji hipotesis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa hipotesis 1, 5, 6 dan 7 diterima, sedangkan hipotesis 2, 3, 4 dan 8 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel karakteristik perusahaan, yaitu profitabilitas yang diproksi dengan ROA (H1) dan ukuran perusahaan (H5), berpengaruh positif signifikan terhadap praktik pengungkapan SR. Hasil yang sama juga berlaku untuk variable CG, yaitu komite audit (H6) dan dewan direksi (H7) yang masing-masing diproksi dengan jumlah rapat. Untuk karakteristik leverage (H3) hasil kedua analisis menunjukkan adanya konsistensi hasil yaitu tidak terdapat perbedaan pada uji beda t-test dan tidak berpengaruh pada uji logistik regresi. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh karakteristik perusahaan likuiditas yang diproksi dengan current ratio (H3) dan aktivitas yang diproksi dengan perputaran persediaan (H4). Demikian juga dengan variable CG, yaitu keberadaan governance committee (H8) menunjukkan adanya perbedaan dalam uji t-test, tapi hasil uji logistik regresi membuktikan tidak adanya pengaruh variable tersebut terhadap praktik pengungkapan SR.
Kesimpulan Penelitian
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kecuali leverage, seluruh karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dan mekanisme CG berbeda secara signifikan antara perusahaan yang menerbitkan SR dan yang tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa, praktik pengungkapan SR dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan, ukuran perusahaan dan CG. Hal ini dibuktikan juga dengan analisis regresi logistik bahwa, praktik pengungkapan dipengaruhi oleh profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan dan CG (komite audit dan dewan direksi).
Pendapat Mengenai Jurnal
Pendapat saya mengenai jurnal ini bahwa jurnal ini sudah baik karena penelitian ini telah menambah variabel dari penelitian sebelumnya yaitu variabel karakteristik perusahaan. Tema yang diangkat juga cukup menarik untuk diikuti. Untuk penelitian selanjutnya, ada baiknya untuk menambah ukuran pada karakteristik perusahaan misalnya pada tingkat profitabilitas dapat menambah ukuran seperti ROE, profit margin, dan lainnya, tidak sebatas ROA saja. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang praktik pengungkapan SR dengan melihat kualitas SR.

review jurnal 4

Review Jurnal Ke 4 (Akuntansi Komparatif Amerika dan Asia)
Nama Jurnal
Volume / Halaman
Nama Penulis
Syahril Djaddang dan Suratno
Judul Jurnal
Genealogi Pengungkapan Fair Value Accounting Berbasis Pasar dan Konvergensi Praktik Akuntansi di Indonesia (Studi Interpretif – Kritis Praktik IFRS)
Tanggal Jurnal
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk menelaah genealogi akuntansi modern tentang pengungkapan Fair Value Accounting atas adopsi International Financial Reporting Standard memitigasi Konvergensi Akuntansi Di Indonesia yang digunakan untuk membangun prinsip-prinsip akuntansi modern, seperti IFRS sebagai justifikasi praktik akuntansi masa kini. Penelitian ini juga menyoroti pertimbangan penting bagi negara-negara lain untuk membahas IFRS karena krisis keuangan global saat ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan filsafat ilmu dengan studi kepustakaan (library research), yang bersifat interpretatif kritis praktif IFRS. Filsafat ilmu digunakan sebagai analisis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang cenderung destruktif disatu sisi dan inspiratif dalam menyelamatkan manusia dari sikap membenarkan asumsi keilmuannya sendiri
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Menanggapi kekhawatiran tentang pengukuran nilai wajar di pasar tidak likuid, dewan membentuk Penasehat Ahli untuk mengidentifikasi praktek terbaik untuk mengestimasi nilai wajar di pasar dan pengungkapannya. Pada Oktober 2008, IASB patuh pada tekanan regulator Eropa dan santai posisinya di FVA memungkinkan perusahaan untuk mentransfer non-derivatif aset keuangan dari klasifikasi yang dilaporkan sebesar nilai wajar ke dalam kategori yang menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan aset nilai (Bogoslaw, 2008). Dewan Standar Akuntansi Internasional dirasionalisasi perubahan dengan mengatakan itu akan menciptakan tingkat lapangan bermain dengan standar FASB ada, Laporan Laporan Akuntansi, Keuangan 115 yang memungkinkan perusahaan dalam keadaan langka ‘untuk membuat transfer yang sama. IASB berpendapat krisis keuangan saat ini pada dasarnya memenuhi syarat sebagai situasi langka karena pasar tidak likuid untuk produk keuangan (Bogoslaw, 2008). Selanjutnya, pada 31 Oktober 2008, IASB menerbitkan bimbingan pendidikan pada pengukuran nilai wajar dari instrumen keuangan di pasar yang tidak lagi aktif. Hal itu menegaskan bimbingan diterbitkan sebagai hasil dari diskusi oleh Penasehat Ahli dibuat oleh IASB pada tahun 2008. Pedoman diusulkan juga konsisten dengan persyaratan AS yang ada, termasuk perubahan terakhir.
Ekonomi di Asia-Pasifik (Jepang, India, Malaysia dan Indonesia), Amerika Utara (Kanada), Amerika Tengah (Meksiko) dan Amerika Selatan (Argentina, Brasil dan Chile) mengadops adopsi penuh IFRS. Namun, negara-negara tersebut mengadopsi IFRS sebagai pertimbangan pengaruh krisis keuangan, khususnya penggunaan FVA di IFRS dan perannya dalam krisis keuangan.
Semua negara-negara yang sudah menyiapkan konvergensi tetap teguh dengan rencana konvergensi akuntansi. Dipimpin oleh Ikuo Nishikawa, Ketua ASBJ, dan Sir David Tweedie, Ketua IASB, pertemuan kesepuluh untuk mempercepat konvergensi Jepang GAAP dan IFRS (IASB, 2009). Sebagai bagian dari pertemuan tersebut, perwakilan dari IASB memberikan update kebijakan yang telah dan oleh IASB dalam menanggapi krisis keuangan. Roadmap ini memungkinkan adopsi awal IFRS oleh perusahaan tercatat untuk tahun fiskal yang dimulai 1 April 2009 dan mengusulkan adopsi IFRS wajib dari 2015 atau 2016.
Kesimpulan Penelitian
Studi eksplorasi ini menyoroti implikasi penting krisis keuangan global dan konvergensi praktik akuntansi, pelaporan keuangan, dan kecenderungan konvergensi IFRS di Indonesia. Dengan analisis metode genealogi akuntansi menunjukkan bahwa krisis keuangan tidak menghambat kecenderungan konvergensi akuntansi: mayoritas negara-negara mengalami krisis keuangan global dan berkomitmen untuk mengadopsi IFRS yang direncanakan. Selain itu, kemajuan konvergensi dicapai antara IFRS dan US GAAP.
American Bankers Association dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) pada September 2008 menyatakan bahwa” masalah yang ada di pasar keuangan saat ini dapat ditelusuri ke berbagai faktor. Salah satu faktor yang diakui adalah nilai wajar akuntansi(FVA), kekhawatiran dimiliki oleh Kongres AS, karena tekanan yang kuat pada Standar Akuntansi Keuangan (FASB) untuk mengubah aturan akuntansi. Lihat juga Forbes (2009), Wallison (2008a, b) dan Whalen (2008) untuk akuntansi nilai wajar (FVA) dan krisis keuangan.
Pendapat Mengenai  Jurnal
Pendapat saya mengenai jurnal ini bahwa jurnal ini cukup baik karena penelitian ini menjelaskan tentang  Pengungkapan Fair Value Accounting Berbasis Pasar dan Konvergensi Praktik Akuntansi di Indonesia. Tema yang diangkat juga cukup menarik untuk diikuti. Jurnal ini memuat informasi yang menarik seperti Konvergensi Praktik Akuntansi dari beberapa negara.

Sabtu, 01 April 2017

review 3

Review Jurnal Ke 3 (Akuntansi Komparatif Eropa)
Nama Jurnal
Jurnal Etikonomi
Volume / Halaman
Vol. 12 No. 1/76 Hal
Nama Penulis
Yayu Putri Senjani
Judul Jurnal
Manajemen Laba Akrual riil sebelum dan setelah adopsi wajib IFRS di Uni Eropa
Tanggal Jurnal
2012
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai praktik manajemen laba di Uni Eropa pada tiga tahun sebelum dan setelah adopsi IFRS secara wajib. Praktik manajemen laba yang diobservasi adalah manajemen laba akrual (tingkat akrual diskresioner), dan manajemen laba riil (arus kas operasi abnormal dan biaya produksi abnormal).
Metode Penelitian
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Metode penelitian pada penelitian ini adalah penggunaan discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba akrual, dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model dan Regresi digunakan untuk menghitung nilai Non-akrual diskresioner (Non Discretionary Accrual/NDA).
Variabel Penelitian
Manajemen laba akrual dengan manajemen laba riil
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan secara empiris bahwa tidak ada perbedaan antara manajemen laba akrual dan riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS secara wajib. Hasil lain juga menunjukkan bahwa manajemen laba akrual dan riil berkorelasi positif untuk proksi biaya produksi abnormal setelah adopsi IFRS secara wajib. Pada analisis lanjutan ditunjukkan bahwa tingkat manajemen laba akrual perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela lebih kecil dibandingkan dengan yang mengadopsi secara wajib. Lebih lanjut, manajemen laba akrual perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela meningkat setelah adopsi. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara waktu perusahaan mengadopsi IFRS dengan praktik manajemen laba akrual yang dilakukan. Sedangkan pada pengujian manajemen laba riil, tidak terdapat perbedaan antara manajemen laba riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS.
Kesimpulan Penelitian
Pada pengujian manajemen laba riil, tidak terdapat perbedaan antara manajemen laba riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa hubungan antara manajemen laba riil dengan cara manipulasi penjualan dan meningkatkan persediaan dengan menambah tingkat produksi normal adalah positif. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara manajemen laba riil dengan adopsi IFRS.
Pendapat Mengenai  Jurnal
Menurut saya penelitian ini cukup bagus. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah periode penelitian yang masih terbilang singkat (tiga tahun sebelum dan tiga tahun setelah adopsi IFRS), dan penggunaan sampel yang masih kurang luas, karena penerapan IFRS dalam Negara Uni Eropa baru hanya 5 anggota Uni Eropa (EU) yang menggunakan IFRS, yaitu : 1. Republik Ceko, 2. Perancis, 3.Jerman, 4. Belanda, 5.Inggris . Sehingga, menurut saya hasil yang didapatkan masih kurang komprehensif. Alat analis yang digunakan juga menurut saya masih kurang banyak, seharusnya pada penelitian ini dapat menggunakan alat analisis lainseperti regresi berganda untuk melihat pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba. Variabel-variabel lain seperti ROA, Leverage, atau tingkat inflasi juga dapat ditambahkan dalam pengujian untuk melihat adanya variabel lain yang mempengaruhi tingkat manajemen laba akrual dan riil.

review jurnal 2

Review Jurnal Ke 2 (Perkembangan Akuntansi Internasional)
Nama Jurnal
Volume / Halaman
15
Nama Penulis
Aria Farahmita
Judul Jurnal
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang
Tanggal Jurnal
2012
Tujuan Penelitian
Riset ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor institusional terhadap kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang. Terdapat tujuh faktor yang dianalisis yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, keterbukaan ekonomi, perkembangan pasar modal, kualitas regulator, tingkat perlindungan investor dan perkembangan standar akuntansi lokal. Perbedaan riset ini dengan sebelumnya yaitu tidak hanya memperhitungkan faktor ekonomi makro, namun juga faktor institusional dan perkembangan standar akuntansi lokal di masing-masing negara.
Metode Penelitian
Model penelitian yang akan digunakan untuk menguji hipotesis adalah model Binomial Logit, karena variabel dependen yang digunakan merupakan variabel indikator yang mengukur dua kemungkinan adopsi IFRS. Uji keseluruhan variabel secara bersama-sama menggunakan model penelitian sebagai berikut :
1
Variabel Penelitian
Tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, keterbukaan ekonomi, kualitas regulator lokal, tingkat perlindungan investor, dan keberadaan standar akuntansi lokal adaptasi internasional (variabel independen) terhadap kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang (variabel dependen).
Hasil Penelitian
Berdasarkan uji regresi binomial logit ini, tingkat pertumbuhan ekonomi (GROW), tingkat pendidikan (EDU), keterbukaan ekonomi (OPEN), perkembangan pasar modal (CM) dan tingkat perlindungan investor (PROTEC) terbukti tidak signifikan mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang.
Kesimpulan Penelitian
Hasil regresi menunjukkan bahwa hanya kualitas regulator yang secara positif signifikan mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang. Artinya semakin baik kualitas regulator di suatu negara, maka akan meningkatkan kemungkinan negara berkembang mengadopsi IFRS. Selanjutnya, terdapat kecenderungan suatu negara akan melakukan adopsi IFRS ketika negara tersebut memiliki standar akuntansi lokal yang  sebelumnya sudah mengadaptasi standar internasional. Riset ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, keterbukaan ekonomi, perkembangan pasar modal dan perlindungan investor terhadap kemungkinan adopsi IFRS di negara berkembang. Mungkin terdapat faktor lain yang mempengaruhi kemungkinan adopsi IFRS, yang tidak tertangkap dalam model. Mungkin juga keputusan adopsi IFRS lebih disebabkan faktor irrasional yang tidak berdasarkan pada kebutuhan, seperti yang dijelaskan melalui teori institusional. Keputusan adopsi IFRS mungkin hanya bersifat ikut-ikutan, yang bertujuan untuk mendapatkan legitimasi eksternal.
Pendapat Mengenai  Jurnal
Menurut saya penelitian ini cukup bagus dan menarik. Sampel yang diambil pun cukup luas sehingga hasilnya pun  komprehensif. Hanya saja mungkin bisa menambahkan jumlah sampel agar dapat memperhitungkan tiga kemungkinan adopsi IFRS yang berbeda tingkatannya menggunakan model pengujian ordered logit. Menambah jumlah sampel dan observasi data dengan memasukkan faktor-faktor lain seperti faktor kedekatan budaya, pengaruh tekanan politik yang lebih kuat, kedekatan politik, keanggotaan dalam suatu kelompok kerjasama ekonomi, atau kedekatan mitra dagang.

review jurnal 1

Review Jurnal Ke 1 (Akuntansi Internasional)
Nama Jurnal
El Muhasaba: Jurnal Akuntansi
Volume / Halaman
Vol. 2 No. 2 / E-ISSN: 2442-8922
Nama Penulis
Yona Octiani Lestari
Judul Jurnal
KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) DAN MANAJEMEN LABA DI INDONESIA
Tanggal Jurnal
2013
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Variabel Penelitian
IFRS dan  Manajemen Laba
Hasil Penelitian
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS (International Accounting Standards) yang dikeluarkan oleh IASB. Hal tersebut mengakibatkan adanya perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS. International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi dan kerangka kerja dalam rangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang diadopsi oleh International Accounting Standards Board (IASB). Pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Penyesuaian terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui penyesuaian maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan. Selain itu program konvergensi IFRS juga mengurangi biaya modal (cost of capital) dengan membuka peluang penggalangan dana melalui pasar modal secara global, meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penyusunan laporan keuangan, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan, meningkatkan komparabilitas laporan keuangan dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut adanya kesesuaian dengan IFRS.
Manajemen laba (Earning Management) merupakan intervensi dari pihak manajemen untuk mengatur laba yaitu dengan menaikkan atau menurunkan laba akuntansi dengan memanfaatkan atau kelonggaran penggunaan metode dan prosedur akuntansi. Karena standar akuntansi memperbolehkan perusahaan untuk memilih metode akuntansi. Studi empiris menyatakan bahwa adopsi IFRS secara mandatory berkaitan dengan likuiditas pasar dan penurunan biaya modal (cost of capital) perusahaan. Selain itu penggunaan praktik akuntansi yang sama di berbagai Negara akan memudahkan investor dalam manajemen laba. Penelitian Ewert dan Wagenhof (2005) menyatakan bahwa standar akuntansi yang semakin ketat dapat menurunkan manajemen laba dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Webster dan Thompson (2005) menguji kulaitas laba dari perusahaan Kanada yang terdaftar di bursa efek Kanada dan Amerika dimana perusahaan kanada yang menggunakan standar akuntansi yang Principal Based mempunyai kualitas akrual yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan Amerika yang US GAAP Rules Based.
Kesimpulan Penelitian
Peralihan kepada konvergensi IFRS diharapkan akan membawa dampak positif diantaranya adalah dari sisi pelaporan keuangan. Dengan adanya konvergensi IFRS maka akan tercipta suatu pelaporan yang seragam, sehingga memudahkan para pengguna laporan keuangan untuk melakukan kebijakan kebijakan yang terkait dengan performa laporan keuangan suatu perusahaan. Dan hal ini akan memudahkan investor lintas Negara untuk melakukan kebijakan investasinya. Konvergensi IFRS bertujuan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang relevan dan reliable sehingga akan tercipta suatu laporan yang lebih berkualitas baik untuk asset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban. Standar IFRS berbasis prinsip akan lebih condong pada pengunaan nilai wajar dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci diharapkan dapat mengurangi adanya praktik manajemen laba.
Pendapat Mengenai Jurnal
Pendapat saya mengenai jurnal ini bahwa jurnal ini cukup baik karena penelitian ini menjelaskan tentang fenomena konvergensi IFRS dan manajemen laba di Indonesia. Tema yang diangkat juga cukup menarik untuk diikuti. Jurnal ini memuat informasi yang menarik seperti riset empiris manajemen laba pasca konvergensi IFRS di Indonesia. Hanya saja jurnal ini kurang dilengkapi dengan penjelasan yang lengkap mengenai tujuan penelitian sampai metode penelitian tidak digambarkan secara jelas.